Senin, 16 Mei 2011

Secangkir Kopi

          Bagi kaum Adam, sehari tak minum kopi rasanya sangat mengganjal di hati. Tenggorokan serasa hambar tampa kehadiran si imut (itam mutlak). Mungkin kali ini kita akan membahas filosofi kopi secara garis besar. Sebagian orang - orang mengganggap bahwa kopi hanyalah sebagai pengulur waktu, menemani kita duduk sore atau sekedar buat terlihat gagah di depan pasangan kita. Tapi ketika dikaji lebih dalam kopi sebenarnya mengandung nilai kehidupan yang sangat dalam. Salah satu contoh adalah hangatnya kebersamaan ketika kita menikmati kopi dengan teman - teman, yang saya jamin akan lebih mempererat ikatan emosional. Atau ketika kita lagi dirundung masalah yang bertubi - tubi, hanya kopi yang menjadi teman terbaik kita, yang menyadarkan kita mana teman sejati dan mana teman hanya ada bila kita lagi senang - senang. Kopi pula yang sekedar menemani kita tuk menyegarkan diri di pagi hari.
          Aku sangat rindu di masa dimana banyak orang di warung kopi berdiskusi, berbincang dan bersenda gurau. Saat di mana negara kita yang tercintai masih dalam kondisi damai. Tapi sekarang yang katanya jaman reformasi, masa di mana semua hal adalah transparansi, tapi semakin banyak pula kejahatan merajalela. Banyak orang sekarang yang mulai meninggalkan kebiasaan itu, mungkin dengan alasan sibuk atau apalah. Tapi satu hal yang telah hilang adalah kebersamaan dan hangatnya persahabatan.
          Kopi adalah jenis minuman yang rasanya pahit, yang mengajarkan kita tentang apa itu dinamika hidup. Yang seprtinya diciptakan di dunia ini agar orang - orang sadar bahwa hidup tak selamanya manis, hidup tak selamanya berada di atas.Kadang kala kita mengalami pahitnya hidup atau kadang kala kita berada di bawah. Kopi sepertinya menyuruh kita agar tetap waspasda akan perjalanan hidup ini. Tapi sebenarnya bukan hanya itu yang perlu kita pahami, tapi masih sangat banyak. Coba kalian pikir, mengapa kopi yang rasanya pahit tetapi tetap banyak di nikmati oleh orang banyak. hal itu karena dibalik rasanya yang pahit, tersimpan kenikmatan yang membuat orang ketagihan. Dari sini tentu kita semua sudah paham apa maksudnya. Ya, dibalik keraasnya kehidupan Sang Pencipta memberikan manis yang sangat pula. Kata orang bijak, semakin berat terasa cobaan itu, semakin manis pula kenikmatan yang akan kita jalani. Tapi dengan cacatan kita harus sabar plus slalu berdoa dan bekerja keras. 
          Salah satu filosofi kopi yang lain adalah cara setiap orang menyajikannya, ada yang diberi sedikit cream, ada yang memberi sedikit campuran kopi instant dan masih banyak yang lain. Tapi dibalik semua itu semuanya memiliki persamaan yaitu rasa yang pahit. Hal ini sangatlah berhubungan dengan kehidupan, dimana apapun yang kamu kerjakan, apapun yang kamu percayai (agama), dari mana asalmu dan lain - lain tetapi semua manusia akan menghadapi hal yang sama, yaitu kematian.
          Sekali lagi saya hanya memberikan teman - teman pandangan hidup, bakan mau mengajari. Karena sesungguhnya melewati kehidupan ini tergantung bagamana kita berfikir dan bertindak untuk menjalaninya. mungkin teman - teman sekalian juga sudah sering membaca tentang secangkir kopi. Disini saya hanya memberikan sudut pandang yang berbeda menurut yang saya pahami.

Jumat, 13 Mei 2011

Pencarian Jati Diri

Rante Mario, Latimojong (3478 Mdpl)
          Berbicara tentang pencarian jati diri, maka akan mengubah perspektif kita tentang sudut pandang kita masing-masing. Melihat hal yang paling dalam dari diri kita sendiri bahkan yang paling terkelam, membuka segala kebusukan yang ada pada kita dan yang paling penting adalah berusaha untuk jujur pada diri sendiri.
 
          Selama ini kita selalu menganggap kitalah yang terhebat, kitalah yang paling benar, kitalah yang paling mengerti, padahal belum tentu itulah yang dirasakan orang lain terhadap kita. saya teringat pada sebuah cerita masa kecil tentang 
"sepotong kue". kisah ini tentang seorang wanita yang membeli kue di cafe yang ada di bandara., anggap saja namanya  adalah becce. Becce sedang menunggu pesawat yang jadwal penerbangannya tertunda. Sambil membaca majalah diapun duduk, sembari menikmati kue yang sudah dibelinya tadi. Tapi yang terjadi malah sesorang pria yang duduk disampingnya juga ikut menikmati kue tersebut. setiap si becce mengambil satu kue, pria itupun ikut mengambil satu kue juga. Alhasil si beccepun berguman dalam hatinya, dasar laki-laki tidak tau diri masa ambil kueku tampa permisi. beberapa saat kemudian, kue si becce tinggal sebuah. Si becce pun berniat mengambilnya sebelum didahului oleh pria tersebut, tapi sial ternyata si pria itu lebih gesit ketimbang si becce. akhirnya si becce yang sudah sangat jengkel ini melabrak si pria itu, tetapi sebelum itu terjadi  pria itu kemudian memotong dua kue tersebut dan memberikannya setengah kepada si becce. Dengan menahan kemarahannya yang hampir meledak, iapun mengambil kue tersebut. Waktupun berlalu, tampa disadari pesawat yang ditunggu si becce akhirnya datang, tampa melihat pria tersebut si becce pergi memasuki pesawat. Saat ingin duduk di kursi pesawat si becce yang memeriksa tasnya tampa sadar menemukan benda yang mirip kue, dengan rasa penasaran akhitnya ia mengeluarka benda tersebut. Setelah di keluarkan, ternya benda itu adalah kue yang di belinya tadi di toko. dengan perasaan sangat menyesal si becce langsung menyadari ternya kue yang di makannya tadi sambil membaca majalah adalah milik pria itu.
          Dari cerita ini, memberikan kita pemahaman bahwa sebenarnya kita harus lebih memahami tentang pentingnya memahami atau melihat segala permasalahan dari segala sudut pandang. jangan sampai ego kita mengalahkan pemikiran kita. Allah sendiri telah Berfirman "telah kuciptakan manusia dalam sesempurna bentuk". jadi sepatutnyalah kita menggunakan akal pikiran kita untuk mengenal diri sendiri dan menggunakannya dengan lebih bijak.

          Dari sebuah cerita di atas maka sebenarnya kita sangat perlu mencari cara dalam pengenalan diri. Salah satu contoh yang pernah saya jalani untuk mencari jati diri adalah dengan melakukan petualangan, seperti mendaki gunung. mendaki gunung adalah satu hal yang sangat penting dalam diri saya. Mengapa demikian, karena pada saat kita mendaki gunung maka kita diajarkarkan untuk melatih kerjasama tim, melatih kesabaran, mendidik kita menjadi seorang pemimpin dan melatih kita untuk bisa mengambil keputusan  yang terbaik dalam kondisi yang sangat kritis serta  lelah yang sangat hebat.

          Jadi teserah pendapat anda sekalian, toh saya hanya menuliskan alkisah dengan maksud agar anda mendapatkan referensi yang lebih. Keputusan tetap di tangan anda.